expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Friday 28 January 2011

Makhfoed.


Pelukis, Surabaya. Ttl; Surabaya, 10 Mei 1942.
Lukisannya cenderung surealisme dengan tema dominan alam kehidupan ala “Miro”. Sejak 1968 melukis, pameran bersama, pameran tunggal, di berbagai kota.
Karya “Perjalanan 64” terpilih dalam buku Poetry and Art (Maybank Malaysia), Penghargaan International Profesional of the Year dari IAF (2004). Yayasan Pengembangan Kesenian Surabaya Aksera.
alamat : Manukan Rejo I.E-2. Surabaya. 031.7407329.

Pendidikan:
Akademi Seni Rupa Surabaya (AkSeRa).
Pameran tunggal:
2000 – pameran tunggal seni lukis di DKS Surabaya
2001 – pameran tunggal seni lukis di Bentara Budaya Jakarta
2002 – pameran tunggal seni lukis di Graha Pena Surabaya
2003 – pameran tunggal seni lukis di Gedung Balai Pemuda Surabaya / 2004 – pameran tunggal seni lukis di Museum Ronggowarsito Semarang
2008 – pemeran tunggal “Abad Yang Terbang” di Galeri Nasional Indonesia Jakarta.
Pameran bersama:
1999 – Festival Pekan Seni Ipoh, Malaysia
2000 – pameran Warna Budaya Bangsa di Jakarta
2002 – pameran Bunga Rampai 5 kota di Galeri One Jakarta.

Makhfoed mengaku melukis sejak lebih dari empat dekade lampau. Sepanjang sejarah melukisnya, tercatat enam kali karyanya terjual lewat proses lelang. Kali pertama terjadi pada 1996 ketika dirinya mengikuti Biennale X di Jakarta. Lukisannya dilelang Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki.

Dia tak ingat judul lukisan dan berapa harga jualnya waktu itu. “Sudah sangat lama,” kata pelukis 67 tahun yang ditemui di kediamannya di Manukan Rejo siang kemarin tersebut.
Bagi Cak Foed, berkarya adalah keharusan. Dia tidak ingin kehilangan sentuhan hanya karena vakum beberapa lama. Dia tidak mau menunggu inspirasi karena menurut dia inspirasi bisa dikondisikan. “Dulu saya tunggu ide. Setelah dapat, saya buat sketsa, kemudian dilengkapi dengan warna latar belakang dan sebagainya. Sekarang saya balik,” tuturnya.
Kini setiap hendak membuat lukisan, Cak Foed menyediakan lima kanvas. Lantas menorehkan warna dasar di masing-masing kanvas. Setelah itu, baru dia berimajinasi hingga tercipta lukisan. “Untungnya lukisan saya termasuk surealis. Jadi tidak bergantung fisik. Makanya saya bisa bebas berekspresi. Tapi tentu setelah melewati proses perenungan tentang apa yang akan saya sampaikan,” paparnya.(*)

4 comments:

  1. assalamualaikum,,,bang aku masih belum faham tentang kode2 dalam blog,,,hehehehe kasih aku saran atau kirimi aku hal2 tentang design grafis aku skrg juga masih lanjutin belajar di design grafis juga koq, masih belajar sedikit gt,,,,maaf aku tutup fb ku aku pakai blog saja,,,kasih tau aku cara tentang kode2 gt deh ya? aku masih ga faham

    ReplyDelete
    Replies
    1. aya' kita sama sama belajar aq hubungi km lewat apa?

      Delete